Jumat, 04 Mei 2012

Sejarah Timbulnya Berbagai Macam Kebudayaan Daerah


Sejarah Timbulnya Berbagai Macam Kebudayaan Daerah

Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai "kultur" dalam bahasa Indonesia.
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbada budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari.
Budaya suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia. Beberapa alasan mengapa orang mengalami kesulitan ketika berkomunikasi dengan orang dari budaya lain terlihat dalam definisi budaya: Budaya adalah suatu perangkat rumit nilai-nilai yang dipolarisasikan oleh suatu citra yang mengandung pandangan atas keistimewaannya sendiri."Citra yang memaksa" itu mengambil bentuk-bentuk berbeda dalam berbagai budaya seperti "individualisme kasar" di Amerika, "keselarasan individu dengan alam" d Jepang dan "kepatuhan kolektif" di Cina. Citra budaya yang brsifat memaksa tersebut membekali anggota-anggotanya dengan pedoman mengenai perilaku yang layak dan menetapkan dunia makna dan nilai logis yang dapat dipinjam anggota-anggotanya yang paling bersahaja untuk memperoleh rasa bermartabat dan pertalian dengan hidup mereka. Dengan demikian, budayalah yang menyediakan suatu kerangka yang koheren untuk mengorganisasikan aktivitas seseorang dan memungkinkannya meramalkan perilaku orang lain.
Manusia disebut sebagai makhluk yang berbudaya karena perilakunya sebagian besar dikendalikan oleh budi atau akalnya. Kata berbudaya berasal dari kata Sansekerta buddhayah, yaitu bentuk jamak dari kata budhi yang berarti akal. Dalam bahasa asing lainnya terdapat kata-kata seperti culture (Inggris), cultuur (Belanda) atau Kultur (Jerman). Berasal dari kata Latin coltere yang berarti pemeliharaan, pengolahan, dan penggarapan tanah menjadi tanah pertanian. Dalam arti kiasan kata-kata itu juga diberi arti “pembentukan dan pemurnian”, misalnya pembentukan dan pemurnian jiwa.
Kebudayaan menurut E.B. Taylor, “Kebudayaan adalah kompleks keseluruhan yang mencakup ilmu pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, adat istiadat dan kemampuan-kemampuan, serta kebiasaan-kebiasaan lain yang diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat”. Menurut Koentjaraningrat, ”kebudayaan sebagai keseluruhan dari kelakuan dan hasil kelakuan manusia yang teratur oleh tata kelakuan, yang diperoleh melalui belajar dan tersusun dalam kehidupan masyarakat”.
Sejarah Kebudayaan memang sangat sedikit ditulis oleh seorang sejarwan. Sejarah kebudayaan sebagai bagian dari sudut pandang sejarah dalam melihat suatu peristiwa. Untuk tulisan sejarah budaya dalam kajian antropologi, filsafat dan jurnalisme telah banyak diterbitkan. Namun, kesemuanya merupakan patokan pengmatan kebudayaan pada masa kini atau berupa kajian kontemporer saja, bukan sebagi proses historis.
Namun, kajian sejarh tentang kebudayaan sudah diaktualisasikan berupa karya dari Darsiti Suratman, Kehidupan Dunia Kraton Surakarta 1830-1939 atau Djoko Soekiman, Kebudayaan Indisch. Kedua buku tersebut merupakan kajian yang mendekati sejarah kebudayaan dalam tema, tetapi masih belum berupa sejarah kebudayaan dalam pendekatan.
Dalam memberikan gambaran Kuntowijoyo tidak memberikan keputusan dalm penulisna sejarah kebudayaan namun ia membrikan rujukan yang bisa dianut oleh sejarawan. Kuntowijoyo mencuplik dari buku milik Karl J. Weintraub, memuat tradisi historiografi kebudayaan dari sejarawan Eropa. Seperti Voltaire dengan ukuran untuk menyebut masyarakat, bangsa, dan rakyat beradab; burckhard, berusha dalam penemuan struktur dan tata dalam sejarah kebudayaan. Menurut Burckhard, kebudayaan ialah kenaytaan campuran sedangkan tugas sejarawan adalah mengkoordinasikan elemen-elemn dalam gambaran umum. Burckhard menggambarkan sejarah kebudayaan sebagai fragmen-fragmen yang disatukan seperti mozaik. Lamprecht, sejarah kebudayaan ialah sejarah sejarah dari seeleben (kolektifitas yang berupa apa saja, di mana ada jiwa zaman, dan di situ ada kebudayaan), kehidupan rohaniah suatu bangsa, melalui jiwa yang terbelenggu atau jiwa yang bebas. Heuizinga kebudayaan sebuah struktur, sebuah bentuk. Sejarah sebagai bentuk kejiwaan dengan apa sebuah kebudayaan menilai masa lampau. Sejarah kebudayaan menurut Heuzinga adalah usaha mencaru ”morfologi budaya”, studi tentang struktur.
Kemudian, pandangan Kuntowijoyolebih ditujukan kepada pandangan Burckhardt dan Huizinga, karena dianggap sebagi penulis klasih sejarah kebudayaan. Burckhardt telah mampu untuk memisahkan antara kajian antropologi dengan kajian sejarah. Perbedaan itu terletak pada pendekatan yang sinkronis, sistematis, tetapi tanpa kesalahan kronologis dalam peyajiannya. Kedua, usahanya memperluas bahan-bahan kajian sejarah kebudayaan dengan memberikan gambaran secara keseluruhan. Huizinga juga menambahkan bahwa pentingnya general thema dalam sejarah kebudayaan dan tugas sejarah kebudayaan adalah mencari pola-pola kehidupan, kesenian, dan pemikiran bersama-sama. Tugas itu adalah pemahaman secara morfologis dan deskriptif adari kebudayaan yang aktual, tidak dalam bentuk abstrak sehingga dalam penjelasan sejarah kebudayaan yang diungkapkan haruslah aktual dan konkret.
Wujud
Menurut J.J. Hoenigman, wujud kebudayaan dibedakan menjadi tiga: gagasan, aktivitas, dan artefak.
  • Gagasan (Wujud ideal)
    Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak; tidak dapat diraba atau disentuh. Wujud kebudayaan ini terletak dalam kepala-kepala atau di alam pemikiran warga masyarakat. Jika masyarakat tersebut menyatakan gagasan mereka itu dalam bentuk tulisan, maka lokasi dari kebudayaan ideal itu berada dalam karangan dan buku-buku hasil karya para penulis warga masyarakat tersebut.
  • Aktivitas (tindakan)
    Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi, mengadakan kontak, serta bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dan dapat diamati dan didokumentasikan.
  • Artefak (karya)
    Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan. Sifatnya paling konkret di antara ketiga wujud kebudayaan. Dalam kenyataan kehidupan bermasyarakat, antara wujud kebudayaan yang satu tidak bisa dipisahkan dari wujud kebudayaan yang lain. Sebagai contoh: wujud kebudayaan ideal mengatur dan memberi arah kepada tindakan (aktivitas) dan karya (artefak) manusia.
Komponen
Berdasarkan wujudnya tersebut, Budaya memiliki beberapa elemen atau komponen, menurut ahli antropologi Cateora, yaitu :
  • Kebudayaan material
    Kebudayaan material mengacu pada semua ciptaan masyarakat yang nyata, konkret. Termasuk dalam kebudayaan material ini adalah temuan-temuan yang dihasilkan dari suatu penggalian arkeologi: mangkuk tanah liat, perhisalan, senjata, dan seterusnya. Kebudayaan material juga mencakup barang-barang, seperti televisi, pesawat terbang, stadion olahraga, pakaian, gedung pencakar langit, dan mesin cuci.
  • Kebudayaan nonmaterial
    Kebudayaan nonmaterial adalah ciptaan-ciptaan abstrak yang diwariskan dari generasi ke generasi, misalnya berupa dongeng, cerita rakyat, dan lagu atau tarian tradisional.
  • Lembaga social
    Lembaga social dan pendidikan memberikan peran yang banyak dalam kontek berhubungan dan berkomunikasi di alam masyarakat. Sistem social yang terbantuk dalam suatu Negara akan menjadi dasar dan konsep yang berlaku pada tatanan social masyarakat. Contoh Di Indonesia pada kota dan desa dibeberapa wilayah, wanita tidak perlu sekolah yang tinggi apalagi bekerja pada satu instansi atau perusahaan. Tetapi di kota – kota besar hal tersebut terbalik, wajar seorang wanita memilik karier
  • Sistem kepercayaan
    Bagaimana masyarakat mengembangkan dan membangun system kepercayaan atau keyakinan terhadap sesuatu, hal ini akan mempengaruhi system penilaian yang ada dalam masyarakat. Sistem keyakinan ini akan mempengaruhi dalam kebiasaan, bagaimana memandang hidup dan kehidupan, cara mereka berkonsumsi, sampai dengan cara bagaimana berkomunikasi.
  • Estetika
    Berhubungan dengan seni dan kesenian, music, cerita, dongeng, hikayat, drama dan tari –tarian, yang berlaku dan berkembang dalam masyarakat. Seperti di Indonesia setiap masyarakatnya memiliki nilai estetika sendiri. Nilai estetika ini perlu dipahami dalam segala peran, agar pesan yang akan kita sampaikan dapat mencapai tujuan dan efektif. Misalkan di beberapa wilayah dan bersifat kedaerah, setiap akan membangu bagunan jenis apa saj harus meletakan janur kuning dan buah – buahan, sebagai symbol yang arti disetiap derah berbeda. Tetapi di kota besar seperti Jakarta jarang mungkin tidak terlihat masyarakatnya menggunakan cara tersebut.
  • Bahasa
    Bahasa merupakan alat pengatar dalam berkomunikasi, bahasa untuk setiap walayah, bagian dan Negara memiliki perbedaan yang sangat komplek. Dalam ilmu komunikasi bahasa merupakan komponen komunikasi yang sulit dipahami. Bahasa memiliki sidat unik dan komplek, yang hanya dapat dimengerti oleh pengguna bahasa tersebu. Jadi keunikan dan kekomplekan bahasa ini harus dipelajari dan dipahami agar komunikasi lebih baik dan efektif dengan memperoleh nilai empati dan simpati dari orang lain.
sejarah budaya adalah tidak didefinisikan oleh satu set peraturan atau subjek yang berbeda.Hal ini tidak adil, apa Kulturgeschichte menunjukkan istilah Jerman, sebuah studi dari kegiatan dalam ruang lingkup 'budaya tinggi' juga bukan eksklusif harus dilihat sebagai latihan dalam penafsiran tindakan simbolis dan ritual orang di masa lalu. Beberapa pengamat telah frustasi dengan sejarah budaya yang tampaknya pada waktu untuk menjadi 'sejarah dari segala sesuatu', bukan tanpa alasan. Ada lebih dari butiran kebenaran dalam pandangan bahwa sejarah budaya dapat dilaksanakan dalam setiap bidang kegiatan: politik, ekonomi, kekerabatan, gender, agama dan semua saling mereka dan domain .
Ada dua alasan utama termasuk beberapa pengetahuan tentang sejarah di antara rekomendasi. Salah satu alasannya adalah bahwa generalisasi tentang bagaimana perusahaan beroperasi ilmiah akan kosong tanpa contoh nyata. Perhatikan, misalnya, dalil bahwa ide-ide baru dibatasi oleh konteks di mana mereka dikandung, sering ditolak oleh pendirian ilmiah, kadang-kadang muncul dari temuan yang tak terduga, dan biasanya tumbuh perlahan-lahan, melalui kontribusi dari peneliti yang berbeda, tetapi juga mereka mungkin diingat. Untuk tujuan ini, sejumlah episode mungkin telah dipilih.
Alasan kedua adalah bahwa beberapa episode dalam sejarah dari upaya ilmiah adalah dari melebihi signifikansi terhadap warisan budaya kita. Episode tersebut tentu termasuk peran Galileo dalam mengubah persepsi kita tentang tempat kita di alam semesta. Demonstrasi Newton bahwa hukum yang sama berlaku untuk gerak di langit dan di bumi.Pengamatan panjang Darwin dari berbagai dan keterkaitan bentuk kehidupan yang menyebabkan ia mendalilkan sebuah mekanisme untuk bagaimana mereka muncul dokumentasi hati-hati Lyell usia luar biasa bumi dan identifikasi Pasteur penyakit menular dengan organisme kecil yang hanya bisa dilihat dengan mikroskop.Cerita-cerita ini berdiri di antara tonggak perkembangan semua pemikiran dalam peradaban Barat.


REFERANSI :

Kamis, 03 Mei 2012

FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN TIMBULNYA ANARKIS.



FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN TIMBULNYA ANARKIS.

Kata anarki adalah sebuah kata serapan dari anarchy (bahasa Inggris) dan anarchie (Belanda/Jerman/Perancis), yang juga mengambil dari kata Yunani anarchos/anarchia. Ini merupakan kata bentukan a (tidak/tanpa/nihil) yang disisipi n dengan archos/ archia (pemerintah/kekuasaan). Anarchos/anarchia = tanpa pemerintahan. Sedangkan Anarkis berarti orang yang mempercayai dan menganut anarki. Indonesia memiliki banyak komunitas anarkis yang benar benar hidup dan eksistensinya memang ada, pengertian anarki di Indonesia masihlah amat sempit di akibatkan pembodohan pemerintahannya yang tidak mau tersaingi dan mempengaruhi semua elemen masyarakat dengan pembohongan publik tentang apa sebenarnya anarki itu.
Pluralitas pandangan
Di seluruh dunia, jumlah anarkis cukup banyak karena keberadaan mereka sudah lebih dua abad. Pluralitas pandangan tak bisa dihindari. Meski demikian, garis merah anarkisme konsisten dan prinsip terfundamentalnya transparan. Maka ia mudah ditelusuri, sebab hakikat anarki itu cuma menyangkut empat garis merah berikut.
1.       anarki adalah perindu kebebasan martabat individu. Ia menolak segala bentuk penindasan. Jika penindas itu kebetulan pemerintah, ia memilih masyarakat tanpa pemerintah. Jadi, anarki sejatinya bumi utopis yang dihuni individu-individu yang ogah memiliki pemerintahan dan menikmati kebebasan mutlak.
2.       konsekuensi butir pertama adalah, anarki lalu antihirarki. Sebab hirarki selalu berupa struktur organisasi dengan otoritas yang mendasari cara penguasaan yang menindas. Bukannya hirarki yang jadi target perlawanan, melainkan penindasan yang menjadi karakter dalam otoritas hirarki tersebut.
3.       anarkisme adalah paham hidup yang mencita-citakan sebuah kaum tanpa hirarki secara sospolekbud yang bisa hidup berdampingan secara damai dengan semua kaum lain dalam suatu sistem sosial. Ia memberi nilai tambah, sebab memaksimalkan kebebasan individual dan kesetaraan antar individu berdasarkan kerjasama sukarela antarindividu atau grup dalam masyarakat.
4.       tiga butir di atas adalah konsekuensi logis mereaksi fakta sejarah yang telah membuktikan, kemerdekaan tanpa persamaan cuma berarti kemerdekaan para penguasa, dan persamaan tanpa kemerdekaan cuma berarti perbudakan.
Dari awal hingga kini
Pada empat garis merah itulah anarki berkiprah sejak lahir sampai saat ini. Dimulai sekitar akhir abad XVII oleh kaum buruh di berbagai negara Eropa semisal Rusia dan Spanyol, anarkisme menyebar ke Asia dan AS.
Tokoh-tokoh anarkis awal yang terkenal adalah Max Stirner (1806-1856), Pierre-Joseph Proudhon (1809-1865), Mikhail Bakunin (1814-1876), Peter Kropotkin (1842-1921). Mereka tokoh-tokoh anarkis awal yang bukan hanya teoritis tapi berupaya mewujudnyatakan paham anarkisme dengan program-program yang sistemik.
Pelanjut
Setelah tokoh-tokoh tersebut tiada, anarkisme seolah-olah koma. Tapi tidak mati. Secara sporadis, terdapat banyak figur yang coba mengembangkan anarkisme di berbagai negara. Di AS bisa dijumpai Emma Goldman dan Alexander Berkman. Mereka berdua akhirnya dibuang pemerintah AS karena dianggap mengganggu stabilitas AS – yang konon the land of the free. Di samping mereka, ada pula Voltairine de Cleyre, yang terkenal dengan puisi-puisi anarkisnya.
Di Italia, gerakan anarkisme telah melahirkan cukup banyak penulis anarkis seperti Errico Malatesta, Luigi Galleani, Camillo Berneri, dan lain-lain.
Dari Rusia, Leo Tolstoi dikenal sebagai penulis anarkisme religius. Karya-karyanya memengaruhi banyak manusia kualitas unggul semisal Mahatma Gandhi dan Dorothy Day, tokoh Catholic Worker Group. Filsafat mulur-mungkret Ki Ageng Suryamentaram dan Saminisme sekitar Blora mungkin mendapat ilham dari kenyentrikan anarkisme.
Di Indonesia, tokoh-tokoh anarkisme religius dan sindikalis banyak bermunculan di pulau jawa (Surabaya,Bandung,Jakarta,Solo) dan beberapa yang terkenal berani berekspresi dalam sebuah perlawanan terselubung maupun frontal ada di kota Yogyakarta.
Keyakinan anarkis
Sejumlah karya pikir para humanis dewasa ini semisal Noam Chomsky, Colin Ward, O'Hara dan Murray Bookchin, mengandung prinsip garis merah anarkisme. Bahkan mereka acapkali didaftar sebagai kaum anarkis. Muara dari deret panjang karya tulis dan berbagai kegiatan lain kaum anarkis adalah empat garis merah di atas. Untuk mengontrol konsistensi garis merah tersebut, berikut ini empat contoh keyakinan kaum anarkis.
1.       Anarkisme adalah sebuah sistem sosialis tanpa pemerintahan. Ia dimulai di antara manusia, dan akan mempertahankan vitalitas dan kreativitasnya selama merupakan pergerakan dari manusia (Peter Kropotkin).
2.       penghapusan eksploitasi dan penindasan manusia hanya bisa dilakukan lewat penghapusan dari kapitalisme yang rakus dan pemerintahan yang menindas (Errico Malatesta).
3.       kebebasan tanpa sosialisme adalah ketidakadilan, dan sosialisme tanpa kebebasan adalah perbudakan dan kebrutalan (Mikhail Bakunin).
4.       kami tidak perlu merangkul dan menggantungkan hidup kepada pengusaha kaya sebab ujungnya mereka untung dan kami buntung. Tanpa mereka, kami tetap bisa mengorganisasikan pertunjukan, acara, demonstrasi, mempublikasikan buku dan majalah, menerbitkan rekaman, mendistribusikan literatur dan semua produk kami, mengadakan boikot, dan berpartisipasi dalam aktivitas politik. Dan kami dapat melakukan semua itu dengan baik (O'Hara).
Menentang Tujuh Isme
Akibat logis sikap anarki di atas, maka ia menentang tujuh isme dan kondisi yang merecoki cita-citanya, sebagai berikut.
1.       melawan kapitalisme – biang diskriminasi ekonomis ialah selalu berujung pada privilese lapisan atas. Kaum anarkis, sebagai bagian sirkuit masyarakat lapisan bawah, yakin bisa melakukan banyak hal secara independen.
2.       melawan rasisme. Kaum anarkis menandaskan semua bangsa, ras, warna kulit, dan golongan adalah sederajat.
3.       melawan sexisme. Kaum anarkis menganggap semua jenis seks: wanita, pria, dan bahkah di luar dua jenis seks itu, memiliki hak yang sama atas apapun.
4.       melawan fasisme atau supranasionalis. Kaum anarkis beranggapan tak ada bangsa yang melebihi bangsa lain. Semua setaraf dalam perbedaannya.
5.       melawan xenophobia - ketakutan dan kebencian apriori pada hal baru atau asing. Kaum anarkis melawannya sebab xenophobia bisa berkembang jadi fasisme ialah anti terhadap dan menganggap buruk semua hal dari luar.
6.       melawan perusakan lingkungan, habitat dan segala bentuk perusakan dan atau tindakan kekerasan terhadap semua makhluk hidup. Maka kaum anarkis menentang segala bentuk percobaan dengan hewan. Itu berarti sewenang-wenang terhadap kehidupan. Padahal, kehidupan tak bisa diciptakan manusia, harus dihargai. Maka banyak kaum anarkis yang hidup vegetarian.
7.       melawan perang dan 1.001 sumber, alat dan perkakasnya, misalnya militerisme. Bagi kaum anarkis, segala bentuk kekerasan atau penghancuran kehidupan adalah nista. Perang adalah sesuatu hal yang sangat tidak berguna bagi dunia dan penghuninya. Maka segala sumbernya harus segera dihapuskan.
Beberapa penyebab munculnya anarkisme antara lain sebagai berikut :
1.    Faktor Internal
Salah satu faktor yang amat mempengaruhi peubahan karakter masyarakat yang cenderung anarkis yakni faktor dari dalam masyarakat itu sendiri. Adapun secara kultural, kita dapat mengkaji bahwa, anarkisme awalnya terbentuk dari sebuah gesekan antar suku, namun seiring dengan pola kultural yang berlaku di masyarakat papua tersebut, hal itu telah menjadi sebuah kebiasaan yang terus menerus dilakukan yang akhirnya menciptakan sebuah budaya baru.
2.    Faktor eksternal
Globalisiasi. Sebuah kata kunci untuk mengambarkan bagaimana sebenarnya pergerseran budaya menjadi faktor eksternal dari perilaku anarkis yang selama ini terjadi. Faktor internal telah menjadi fondasi dasar atas perilaku anarkis yang berkembang di masyarakat. Disamping itu, globalisasi telah menyusupkan sebuah virus negatif sebagai sisi lain dari kemajuan zaman yang ia gaungkan. Namun proses filterisasi atau pemaknaan yang salah atas budaya barat yang masuk ke budaya kita menyebabkan terjadinya akulturasi yang tidak sempurna, bahkan menjurus negatif.

ANARKISME AKIBAT LEMAHNYA PENEGAKAN HUKUM
1.      Butuh Ketegasan
Berbicara tentang hukum, tidak bisa dipisahkan dengan sanksi. Hukum tidak mungkin ditegakkan, tanpa sanksi yang tegas. Disinilah salah satu kelemahan mendasar dari negara. Pemerintah tidak tegas dalam menerapkan sanksi kepada para pelanggar hukum, para pembuat onar di masyarakat.
2.      Kurang Profesional
Tuntutan akan profesionalisme aparat hukum dalam menangani kasus, bukanlah isapan jempol. Bahkan, tuntutan adalah sebuah keharusan bagi seluruh institusi hukum.
3.      Belajar dari Negara Lain
Sebenarnya setiap negara memiliki benih-benih konflik, termasuk konflik agama. Meski konflik dinegara lain, tidak begitu menimbulkan efek yang besar bagi negaranya. Hal ini, tidak lepas dari kecakapan negara lain, dalam mengelola issu, dan meredam konflik tersebut.
CARA MENGATASI TINDAKAN ANARKIS :
Pembentukan detasemen yang khusus untuk menanggulangi aksi anarkis adalah terobosan baru untuk menangani aksi anarkis yang terjadi di beberapa daerah. Detasemen ini punya arti penting dalam penanganan aksi anarki yakini artinya intelejen deteksi dini, warning, respon, dan prediksi. Sehingga apabila tindakan anarki terjadi, ada satuan untuk menangani itu. Detasemen dilakukan dengan jumlah personel yang besar, sesuai dengan tugasnya, menghadapi massa yang besar. Anggota detasemen dapat dilengkapi dengan sepeda motor, sebab, kerusuhan yang bisa terjadi tak hanya di satu titik dan bergerak. Agar bisa  mobile sehingga cepat, bisa langsung ke lokasi-lokasi terjadi trouble tadi.
Pembentukan detasemen khusus ini sebagai pengejawantahan Prosedur Tetap Nomor 01/X/2010 tentang Penanggulangan Tindakan Anarki. Pembentukan detasemen anti anarkis ini tidak  dilatarbelakangi ketidakmampuan satuan-satuan Polri. Detasemen ini  dibentuk untuk meningkatkan pelayanan keamanan kepada masyarakat. Ini  dilihat dari tantangan tugas yang terus berkembang. Oleh sebab itu, perlu lebih dikhususkan lagi. Detasemen Anti Anarkis ini terdiri dari beberapa  unsur, di antaranya Brimob, Samapta, dan tim penembak sebagai tim  penindak untuk membantu tim Dalmas dalam menghadapi massa. Detasemen ini hanya akan menangani aksi anarkis,  bukan unjuk rasa biasa. Untuk mengatasi anarkisme ini juga dapat dilalui dengan cara memperkuat satuan Samapta serta memperkuat fungsi intelijen dan pembinaan massa. Intelijen masuk terlebih dahulu mendapatkan data-data kuat dan kemudian masuk pembinaan memberikan pendekatan secara edukatif pada masyarakat bagaimana penyelesaian masyarakatnya.
Selain pembentukan detasemen oleh pemerintah, dari masyarakat sendiri ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi anarkisme, diantaranya :
1.       Melakukan bimbingan konseling terhadap masyarakat yang mempunyai permasalahan-permasalahan, dalam hal ini bimbingan konseling ditekankan pada kalangan siswa dan mahasiswa, karena proses pembentukan karakter itu terjadi pada masa peralihan dari remaja menuju dewasa.
2.       Melakukan musyawarah dalam mengatasi masalah-masalah yang timbul di lapisan masyarakat.
3.       Memperbanyak sarana dan prasarana da mempermudah proses dalam menampung aspirasi masyarakat agar keinginan dan harapan masyarakat dapat terealisasikan.
4.       Meningkatkan rasa toleransi antar lapisan masyarakat agar tidak timbul kesenjangan.
5.       mengimplementasikan nilai-nilai dari pendidikan kewarganegaraan.

REFERENSI :




KEBUDAYAAN DAERAH SEBAGAI SUMBER KEBUDAYAAN NASIONAL


Kebudayaan berasal dari kata Budhi dan Daya yang artinya kesadaran dan kemampuan manusia dalam berjuang mempertahankan kehidupannya. Oleh karena kebudayaan adalah “dunianya” manusia, maka menjadi penting untuk mengetahui apa itu kebudayaan dan bagaimana “perilakunya”. Pengetahuan ini akan menjadi salah satu bekal untuk melihat secara jernih, tentang kehidupan yang sedang kita jalani. Dalam aktivitas praktis manusia, kebudayaan menjadi sebuah hal yang begitu penting.Nilai pentingnya terletak pada fungsinya memberi pedoman untuk identitas. Kebudayaan adalah dinamis, layaknya seorang manusia yang tumbuh dan berkembang sendirian. Sisi dinamis ini akan semakin terlihat ketika terdapat hubungan antara kebudayaan yang satu dengan kebudayaan yang lain. Sisi dinamis tersebut dapat dilihat dari bentuk-bentuk hubungan yang ada, seperti asimilasi, akulturasi, adaptasi, adopsi, difusi dan lain sebagainya.
Budaya bangsa terbentuk dari unsur – unsur masyarakat yang terdiri dari berbagai macam jenisnya. Baik dari musik, tarian, lukisan, pakaian, norma dan masih banyak lagi. Walaupun pada dasarnya budaya – budaya yang ada di Indonesia adalah adaptasi dari budaya – budaya Negara asing yang pernah singgah di Indonesia (seperti Arab, hindu, tionghoa dan lain - lainnya). Tetapi budaya – budaya daerah yang ada di Indonesia murni milik Indonesia yang wajib kita lindungi. Karena pada dasarnya dengan adanya kebudayaan – kebudayaan daerah yang bermacam – macam itu maka terbentuk lah budaya nasional. Bisa di bilang budaya nasional terbentuk karena adanya budaya – budaya daerah.
Namun karena munculnya era globalisasi, dan datangnya kebudayaan – kebudayaan luar dari berbagai macam penjuru dengan bentuk – bentuk yang unik dan telah di transformasikan menjadi modern. Sehingga membuat banyak pemuda – pemuda penerus bangsa yang lebih menyukai segala hal yang bersifat modern ataupun budaya – budaya luar yang bersifat modern. Hal ini menjadikan budaya – budaya daerah banyak yang mulai menghilang bahkan memudar. Banyak nya budaya – budaya luar yang masuk  maupun perkembangan teknologi yang semakin maju tentu penyebab terbesar budaya – budaya daerah mulai di lupakan selain karena ketidak tertarikan anak muda Indonesia terhadap budaya – budaya tersebut. Ini merupakan suatu masalah juga merupakan tantangan terhadap penerus – penerus bangsa agar bisa mempertahankan kebudayaan – budaya daerah sebelum kebudayaan tersebut mulai di curi oleh Negara – Negara yang tidak bertanggung jawab.
Sudah menjadi kewajiban kita sebagai anak muda penerus bangsa untuk membantu mempertahankan keberadaan budaya daerah yang merupakan simbol utama kebudayaan nasional. Kekhawatiran sudah mulai muncul dari berbagai pihak yang takut akan hilangnya kebudayaan daerah. Karena anak – anak muda pun sekarang lebih sering menggunakan bahasa inggris yang di anggap lebih modern atau lebih gaul di bandingkan bahasa Indonesia. Perkembangan IPTEK pun membuat orang – orang lebih memilih modernisasi di bandingkan dengan kebudayaan yang di anggap kuno. Masa depan (modernisasi)memang baik, tapi yang terbaik ialah jika kita dapat menggandeng keduanya, baik masa depan maupun masa lalu untuk menghadapi era global seperti ini.
Jadi dengan demikian Kebudayaan Nasional adalah gabungan dari kebudayaan daerah yang ada di Negara tersebut. Kebudayaan Nasional Indonesia secara hakiki terdiri dari semua budaya yang terdapat dalam wilayah Republik Indonesia. Tanpa budaya-budaya itu tak ada Kebudayaan Nasional. Itu tidak berarti Kebudayaan Nasional sekadar penjumlahan semua budaya lokal di seantero Nusantara. Kebudayan Nasional merupakan realitas, karena kesatuan nasional merupakan realitas. Kebudayaan Nasional akan mantap apabila di satu pihak budaya-budaya Nusantara asli tetap mantap, dan di lain pihak kehidupan nasional dapat dihayati sebagai bermakna oleh seluruh warga masyarakat Indonesia.
Bila dicermati pandangan masyarakat Indonesia tentang kebudayaan Indonesia, ada dua kelompok pandangan.
1.       Kelompok pertama yang mengatakan kebudayaan Nasional Indonesia belum jelas, yang ada baru unsur pendukungnya yaitu kebudayaan etnik dan kebudayaan asing. Kebudayaan Indonesia itu sendiri sedang dalam proses pencarian.
2.       Kelompok kedua yang mengatakan mengatakan Kebudayaan Nasional Indonesia sudah ada. pendukung kelompok ketiga ini antara lain adalah Sastrosupono. Sastrosupono. Sastrosupono. Sastrosupono mencontohkan, Pancasila, bahasa Indonesia, undang-undang dasar 1945, moderenisasi dan pembangunan (1982:68-72).
Adanya pandangan yang mengatakan Kebudayaan Nasional Indonesia belum ada atau sedang dalam proses mencari, boleh jadi akibat:
1.       tidak jelasnya konsep kebudayaan yang dianut dan dipahami.
2.       akibat pemahaman mereka tentang kebudayaan hanya misalnya sebatas seni, apakah itu seni sastra, tari, drama, musik, patung, lukis dan sebagainya. Mereka tidak memahami bahwa iptek, juga adalah produk manusia, dan ini termasuk ke dalam kebudayaan.
Erat hubungan antara kebudayaan dengan masyarakat dinyatakan dalam kalimat, “masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama dan menghasilkan kebudayaan, sehingga tidak ada masyarakat yang tidak menghasilkan kebudayaan. Sebaliknya tidak ada kebudayaan tanpa masyarakat sebagai wadah dan pendukungnya”. Dalam pengertian kebudayaan daerah sangatlah sulit, karena mencakup lingkup waktu dan lingkup daerah geografisnya. Dalam lingkup waktu dan daerah diartikan sebagai kebudayaan yang belum dapat pengaruh asing dari manapun, baik Hindu-Budha, Islam dan Barat. Kebudayaan asli Indonesia menurut Van Leur ada 10 macam kebudayaan asli:
· Kemampuan Berlayar
Menurut teori pada umumnya, bangsa Indonesia berasal dari Vietnam sebagai daerah kedua, sebelumnya dari tiongkok selatan penyebarannya tentulah mepergunakan tata pelayaran. Daerah yang dijelajahinya sampai pada Madagaskar. Sangat mungkin untuk jarak dekat dilakukan dengan menggunakan rakit sederhana, sedangkan jarak jauh menggunakan perahu yang bercadik. Cadik (outriggers) dibuat dari kayu (bamboo) dipasang kiri kanan perahu, fungsinya mengurangi olengan di laut, inilah salah satu ciri budaya orang-orang yang berbahasa Austronesia.
· Kepandaian Bersawah
Budaya bersawah telah dikenal sejak zaman neolitikom. Kemudian di perbaharui dengan kebudayaan perungu, sehingga pengolahan sawah lebih intesif.
· Astronomi
Pengetahuan perbintangan (astronomi) secara sederhana telah dikenal dalam hubungannya untuk pelayaran demi mengenal arah,atau pun untuk pertanian. Untuk pelayaran dipergunakan Gubug Penceng (Zuider Kruis) guna tahu arah selatan, sedangkan untuk pertanian di kenal Bintang Waluku (Grote Beer) yang bila sudah tampak waktu tertentu berarti dimulaiinya melakukan cocok tanam di sawah.
· Mengatur Masyarakat
Adanya pimpinan terpilih dari masyarakat (primus inter pares). Orang mempunyai kemampuan paling baik diantara masyarakat yang ada.
· Sistem Macapat
Macapat berarti cara yang didasarkan pada jumlah empat dalam pengaturan masyarakat. Pemimpin berada ditengah antara Barat, Timur, Selatan, dan Utara. Pada masa sekarang dikonsepkan sebagai alun-alun yang terdapat semua daearah.
· Wayang
Wayang pada mulanya merupakan sarana untuk upacara kepercayaan. Nenek moyang yang telah meninggal dibuatkan arca perwujudan. Boneka perwujudan dimainkan dengan iringan cerita dan nasehat.
· Gamelan
Gamelan merupakan perlengkapan peralatan dalam upacara adat.
· Batik
Seni batik dibuat pada kain putih dengan mempergunakan canting sebagai alat tulisnya, sehingga diperoleh batik tulis. Kebudayaan batik terdapat pada semua daerah dengan motif berbeda.
· Seni Logam
Kerajinan logam sejalan dengan budaya batik dan budaya gamelan sebagai sarana dua macam sarana tersebut.
· Perdagangan
Perdagangan pada daerah-daerah kebudayaan dengan pola sama yaitu sistem barter.
BENTUK-BENTUK HUBUNGAN ANTAR KEBUDAYAAN

Bentuk hubungan antar kebudayaan bangsa muncul dalam kegiatan nyata seperti perdagangan, pernikahan,peperangan, pertukaran pelajar, hubungan diplomatis, penerjemahan bahasa dan lain-lain.

Bentuk-bentuk hubungan tersebut, terus berlanjut hingga kini. Hanya saja, hubungan yang tadinya bersifat keras, menjadi lebih lunak, setelah Indonesia telah merdeka secara de facto dan de jure. Bentuk hubungan antar- kebudayaan menjadi lebih diplomatis, lewat meja perundingan, hubungan diplomatis, kerjasama perdagangan, pertukaran pelajar, jual-beli peralatan pertahanan, dan sebagainya. Itulah sedikit gambaran mengenai bentuk–bentuk hubungan dalam kebudayaan.
UNSUR-UNSUR KEBUDAYAAN.
Kebudayaan mengandung unsur antara lain; Kenyakinan, Mata pencarian, Bahasa, pengetahuan, Teknologi, Sistem sosial,Kekerabatan,penanggalan,Tata pemukiman. Berkembangnya kebudanyaan dikarenakan adanya kesadarn manusia, kondisi masyarakat dan hubungan dan kebudaan lain.
AKTIVITAS KEBUDAYAAN.
Terminologi yang menunjukan aktifitas kebudayaan antara akulturasi, asimilasi, difusi, dan lain-lain. Kebudayaan itu memiliki jiwa, ibarat manusia hidup yang dinamis dan tidak statis. Selain kebudaaan itu hidup, kebudayaan pun dapat terkena kematian. Kematian kebudayaan terjadi karena manusia yang dulu hidup di dalam sebuah kebudayaan, meninggalkan – baik secara sadar atau tidak – kebudayaan itu, biasanya, karena ketertarikan kepada kebudayaan lain.Manusia adalah “jiwa” kebudayaan.Ketika manusia meninggalkan kebudayaan yang telah melembaga tersebut kematian bagi sebuah kebudayaan.
Keunggulan kebudayaan Indonesia.
- Kekayaan akan keragaman kebudayaan daerah Indonesia
- Sumber daya alam yang melimpah dan berkualitas
- Wilayah yang strategis
Problematika.
- Adanya pandangan bahwa kebudayaan itu statis
- Rendahnya minat sebagian masyarakat dalam menghayati kebudayaan daerah
- Rendahnya apresiasimasyarakat dalam menghayati kebudayaan daerah
- Rendahnya apresiasi masyarakat terhadap nilai-nilai budaya daerah
- Ketertarikan sebagian masyarakat terhadap pengaruh kebudayaan barat/asing
- Pencitraan yang kuat tentang kebudayaan Indonesia.
Upaya pengembangan kebudayaan Indonesia.
a. Jujur
b. Tanggung Jawab
c. Menepati janji
d. Toleransi
e. Membiasakan hidup bersih
f. Menuntut ilmu kapan dan dimanapun juga
g. Menjalaini kehidupan sehari-hari dengan berpedoman pada kebudayaan Indonesia
h. Tanamkan minat sejak dini pada kebudayaan daerah Indonesia
i. Mempelajari dan mengenali kebudayaan daerah Indonesia (tarian,kerajinan tangan, Seni bertutur, alat musik daerah membangun rumah teknik kebudayaan daerah dan lain-lain).
Oleh karena itu, Mengenali dan mengembangkan kebudayaan Indonesia adalah tugas yang diemban oleh setiap warga negara Indonesia. Jangan tinggalkan kebudayaan Indonesia karena kekayaan menunggu untuk dikenali, dikembangkan, hingga akhirnya dapat hidup mencapai kebesarannya, yang dulu pernah dimiliki.

REFERENSI :