Jenis-jenis
Pengambilan keputusan.
1. Berdasarkan program atau regularitas :
A. Pengambilan keputusan terprogram atau terstruktur, yaitu
pengambilan keputusan yang sifatnya rutinitas, berulang-ulang, dan cara
menanganinya telah ditentukan. Pengambilan keputusan terprogram ini digunakan
untuk menyelesaikan masalah yg terstruktur melalui :
·
Prosedur : yaitu
serangkaian langkah yang berhubungan dan berurutan yang harus di-ikuti oleh
pengambil keputusan.
·
Aturan : yaitu
ketentuan yang mengatur apa yang harus dan apa yang tidak boleh dilaku-kan oleh
pengambil keputusan.
·
Kebijakan : yaitu
pedoman yang menentukan parameter untuk membuat keputusan.
B. Pengambilan Keputusan Tidak Terprogram :
(Tidak
Terstruktur) adalah pengambilan keputusan yang tidak rutin dan sifatnya unik
sehingga me-merlukan pemecahan khusus.
2. Berdasarkan Tingkat Kepentingannya :
Pada
umumnya suatu organisasi memiliki hie-rarki manajemen. Secara klasik, hierarki ini terbagi 3 (tiga)
tingkatan, yaitu :
A. Manajemen Puncak yang berkaitan dengan masalah perencanaan yang
bersifat strategis (strategic planning). Pada manajemen puncak keputusan
yg diambil adalah keputusan strategis.
B. Manajemen Menengah, yaitu menangani permasalahan
kontrol/pengawasan yang sifat pekerjaannya lebih banyak pada masalah
administrasi. Pada manajemen menengah
ini keputusan yang diambil adalah keputusan administrasi/taktis. Keputusan ini adalah keputusan yg berkaitan
dengan pengelolaan sumberdaya.
C. Manajemen operasional, yaitu berkaitan dengan kegiatan operasional
(kegiatan operasi harian). Keputusan
yang diambil pada manajemen operasional disebut keputusan operasional.
3. Berdasarkan Tipe Persoalan :
A. Keputusan internal jangka pendek, yaitu keputusan yang berkaitan
dengan kegiatan rutin/operasional seperti : pembelian bahan baku, penentuan
jadwal produksi.
B. Keputusan internal jangka panjang, yaitu keputusan yang berkaitan
dengan perma-salahan organisasional seperti : perombak-an struktur organisasi,
perubahan departemen. Keputusan Eksternal Jangka Pendek, yaitu kepu-tusan yang
berkaitan dengan semua persoalan yg berdampak dgn lingkungan dalam rentang
waktu yang relatif pendek, seperti : mencari subkontrak untuk suatu permintaan
khusus.
C. Keputusan Eksternal Jangka Panjang, yaitu kepu-tusan yg berkaitan
dengan semua persoalan dgn lingkungan dalam rentang waktu yg relatif pan-jang,
seperti : merger dengan perusahaan lain dan ini bersifat strategis.
4. Berdasarkan lingkungannya :
A. Pengambilan keputusan dalam kondisi pasti, yaitu pengambilan
keputusan dimana berlangsung hal-hal :
·
Alternatif yg harus
dipilih hanya memiliki satu konsekuensi/jawaban/hasil. Ini berarti hasil dari setiap alternatif
tindakan tersebut dapat ditentukan dengan pasti.
·
Keputusan yg
diambil didukung oleh informasi/data yg lengkap, shg dapat diramalkan secara akurat
hasil dari setiap tindakan yg dilakukan.
·
Dalam kondisi ini,
pengambil keputusan secara pasti mengetahui apa yg akan terjadi di masa yg akan
datang.
·
Biasanya selalu
dihubungkan dengan keputusan yang menyangkut masalah rutin, karena kejadian
tertentu di masa yg akan datang dijamin terjadi.
·
Pengambilan
keputusan seperti ini dapat ditemui dalam kasus/model yg beresifat deterministik.
B. Pengambilan Keputusan dalam kondisi resiko, adalah pengambilan
keputusan dimana berlangsung hal-hal :
·
Alternatif yg
dipilih mengandung lebih dari satu kemungkinan hasil.
·
Pengambilan
keputusan memiliki lebih dari satu alternatif tindakan.
·
Diasumsikan bahwa
pengambilan keputusan mengetahui peluang yg akan terjadi terhadap berbagai
tindakan dan hasil.
·
Resiko terjadi karena
hasil pengumpulan keputusan tidak dapat diketahui dengan pasti, walaupun
diketahui nilai probabilitasnya.
·
Pada kondisi ini
ada informasi atau data yang akan mendukung dlm membuat keputusan, berupa besar
atau nilai peluang terjadinya bermacam-macam keadaan.
·
Teknik pemecahannya
menggunakan konsep probabilitas, seperti model keputusan probabilistik, model
inventori probabilistik, model antrian probabilistik.
C. Pengambilan Keputusan dalam kondisi tidak pasti, yaitu pengambilan
keputusan dimana :
·
Tidak diketahu sama
sekali hal jumlah kondisi yang mungkin timbul serta kemungkinan-kemungkinan
munculnya kondisi-kondisi tsb.
·
Pengambilan
keputusan tdk dapat menentukan probabilitas terjadinya berbagai kondisi atau hasil yg keluar.
·
Pengambil keputusan
tidak mempunyai pengetahuan atau informasi lengkap mengenai peluang terjadinya
bermacam-macam keadaan tsb.
·
Hal yg akan
diputuskan biasanya relatif belum pernah terjadi. Tingkat ketidakpastian
keputusan semacam ini dapat dikurangi dengan cara :
Ø
Mencari informasi
lebih banyak.
Ø
Melalui riset atau
penelitian.
Ø
Penggunaan
probabilitas subjektif
·
Teknik pemecahannya
adalah menggunakan beberapa metode/kreteria, yaitu metode maximin, metode
maximax, metode Laplace, metode minimax regret, metode relaisme dan dibantu dengan
tabel hasil (pay off tabel).
D. Pengambilan Keputusan dalam kondisi Konflik adalah pengambilan
keputusan dimana :
·
Kepentingan dua
atau lebih pengambil keputusan saling bertentangan dalam situasi persaingan.
·
Pengambil keputusan
saling bersaing dengan pengambil keputusan lainnya yg rasional, tanggap dan
bertujuan utk memenangkan persaingan tsb.
·
Pengambil keputusan
bertindak sbg pemain dalam suatu permainan.
·
Teknik pemecahannya
adalah menggunakan teori permainan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi
pengambilan keputusan.
Menurut Terry (1989) faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam mengambil
keputusan sebagai berikut:
1)
hal-hal yang berwujud maupun
tidak berwujud, yang emosional maupun rasional perlu diperhitungkan dalam
pengambilan keputusan.
2)
setiap keputusan nantinya harus
dapat dijadikan bahan untuk mencapai tujuan organisasi.
3)
setiap keputusan janganlah
berorientasi pada kepentingan pribadi, perhatikan kepentingan orang lain.
4)
jarang sekali ada 1 pilihan
yang memuaskan.
5)
pengambilan keputusan merupakan
tindakan mental. Dari tindakan mental ini kemudian harus diubah menjadi
tindakan fisik.
6)
pengambilan keputusan yang
efektif membutuhkan waktu yang cukup lama.
7)
diperlukan pengambilan
keputusan yang praktis untuk mendapatkan hasil yang baik.
8)
setiap keputusan hendaknya
dikembangkan, agar dapat diketahui apakah keputusan yang diambil itu betul.
9)
setiap keputusan itu merupakan
tindakan permulaan dari serangkaian kegiatan berikutnya.
Kemudian terdapat enam faktor lain yang juga ikut mempengaruhi pengambilan
keputusan.
1)
Fisik.
Didasarkan pada rasa yang dialami pada tubuh, seperti
rasa tidak nyaman, atau kenikmatan. Ada kecenderungan menghindari tingkah laku
yang menimbulkan rasa tidak senang, sebaliknya memilih tingkah laku yang
memberikan kesenangan.
2)
Emosional.
Didasarkan pada perasaan atau sikap. Orang akan
bereaksi pada suatu situasi secara subjective.
3)
Rasional.
Didasarkan pada pengetahuan orang-orang mendapatkan
informasi, memahami situasi dan berbagai konsekuensinya.
4)
Praktikal.
Didasarkan pada keterampilan individual dan kemampuan
melaksanakan. Seseorang akan menilai potensi diri dan kepercayaan dirinya
melalui kemampuanya dalam bertindak.
5)
Interpersonal.
Didasarkan pada pengaruh jaringan sosial yang ada.
Hubungan antar satu orang keorang lainnya dapat mempengaruhi tindakan individual.
6)
Struktural.
Didasarkan pada lingkup sosial, ekonomi dan politik.
Lingkungan mungkin memberikan hasil yang mendukung atau mengkritik suatu
tingkah laku tertentu.
SUMBER :
http://www.mdp.ac.id/materi/2010-2011-2/SI348/052103/SI348-052103-772-3.ppt
http://candra-zulisman.blogspot.com/2013/04/dasar-pengambilan-keputusan-jenis-jenis.html