Kamis, 03 Mei 2012

FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN TIMBULNYA ANARKIS.



FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN TIMBULNYA ANARKIS.

Kata anarki adalah sebuah kata serapan dari anarchy (bahasa Inggris) dan anarchie (Belanda/Jerman/Perancis), yang juga mengambil dari kata Yunani anarchos/anarchia. Ini merupakan kata bentukan a (tidak/tanpa/nihil) yang disisipi n dengan archos/ archia (pemerintah/kekuasaan). Anarchos/anarchia = tanpa pemerintahan. Sedangkan Anarkis berarti orang yang mempercayai dan menganut anarki. Indonesia memiliki banyak komunitas anarkis yang benar benar hidup dan eksistensinya memang ada, pengertian anarki di Indonesia masihlah amat sempit di akibatkan pembodohan pemerintahannya yang tidak mau tersaingi dan mempengaruhi semua elemen masyarakat dengan pembohongan publik tentang apa sebenarnya anarki itu.
Pluralitas pandangan
Di seluruh dunia, jumlah anarkis cukup banyak karena keberadaan mereka sudah lebih dua abad. Pluralitas pandangan tak bisa dihindari. Meski demikian, garis merah anarkisme konsisten dan prinsip terfundamentalnya transparan. Maka ia mudah ditelusuri, sebab hakikat anarki itu cuma menyangkut empat garis merah berikut.
1.       anarki adalah perindu kebebasan martabat individu. Ia menolak segala bentuk penindasan. Jika penindas itu kebetulan pemerintah, ia memilih masyarakat tanpa pemerintah. Jadi, anarki sejatinya bumi utopis yang dihuni individu-individu yang ogah memiliki pemerintahan dan menikmati kebebasan mutlak.
2.       konsekuensi butir pertama adalah, anarki lalu antihirarki. Sebab hirarki selalu berupa struktur organisasi dengan otoritas yang mendasari cara penguasaan yang menindas. Bukannya hirarki yang jadi target perlawanan, melainkan penindasan yang menjadi karakter dalam otoritas hirarki tersebut.
3.       anarkisme adalah paham hidup yang mencita-citakan sebuah kaum tanpa hirarki secara sospolekbud yang bisa hidup berdampingan secara damai dengan semua kaum lain dalam suatu sistem sosial. Ia memberi nilai tambah, sebab memaksimalkan kebebasan individual dan kesetaraan antar individu berdasarkan kerjasama sukarela antarindividu atau grup dalam masyarakat.
4.       tiga butir di atas adalah konsekuensi logis mereaksi fakta sejarah yang telah membuktikan, kemerdekaan tanpa persamaan cuma berarti kemerdekaan para penguasa, dan persamaan tanpa kemerdekaan cuma berarti perbudakan.
Dari awal hingga kini
Pada empat garis merah itulah anarki berkiprah sejak lahir sampai saat ini. Dimulai sekitar akhir abad XVII oleh kaum buruh di berbagai negara Eropa semisal Rusia dan Spanyol, anarkisme menyebar ke Asia dan AS.
Tokoh-tokoh anarkis awal yang terkenal adalah Max Stirner (1806-1856), Pierre-Joseph Proudhon (1809-1865), Mikhail Bakunin (1814-1876), Peter Kropotkin (1842-1921). Mereka tokoh-tokoh anarkis awal yang bukan hanya teoritis tapi berupaya mewujudnyatakan paham anarkisme dengan program-program yang sistemik.
Pelanjut
Setelah tokoh-tokoh tersebut tiada, anarkisme seolah-olah koma. Tapi tidak mati. Secara sporadis, terdapat banyak figur yang coba mengembangkan anarkisme di berbagai negara. Di AS bisa dijumpai Emma Goldman dan Alexander Berkman. Mereka berdua akhirnya dibuang pemerintah AS karena dianggap mengganggu stabilitas AS – yang konon the land of the free. Di samping mereka, ada pula Voltairine de Cleyre, yang terkenal dengan puisi-puisi anarkisnya.
Di Italia, gerakan anarkisme telah melahirkan cukup banyak penulis anarkis seperti Errico Malatesta, Luigi Galleani, Camillo Berneri, dan lain-lain.
Dari Rusia, Leo Tolstoi dikenal sebagai penulis anarkisme religius. Karya-karyanya memengaruhi banyak manusia kualitas unggul semisal Mahatma Gandhi dan Dorothy Day, tokoh Catholic Worker Group. Filsafat mulur-mungkret Ki Ageng Suryamentaram dan Saminisme sekitar Blora mungkin mendapat ilham dari kenyentrikan anarkisme.
Di Indonesia, tokoh-tokoh anarkisme religius dan sindikalis banyak bermunculan di pulau jawa (Surabaya,Bandung,Jakarta,Solo) dan beberapa yang terkenal berani berekspresi dalam sebuah perlawanan terselubung maupun frontal ada di kota Yogyakarta.
Keyakinan anarkis
Sejumlah karya pikir para humanis dewasa ini semisal Noam Chomsky, Colin Ward, O'Hara dan Murray Bookchin, mengandung prinsip garis merah anarkisme. Bahkan mereka acapkali didaftar sebagai kaum anarkis. Muara dari deret panjang karya tulis dan berbagai kegiatan lain kaum anarkis adalah empat garis merah di atas. Untuk mengontrol konsistensi garis merah tersebut, berikut ini empat contoh keyakinan kaum anarkis.
1.       Anarkisme adalah sebuah sistem sosialis tanpa pemerintahan. Ia dimulai di antara manusia, dan akan mempertahankan vitalitas dan kreativitasnya selama merupakan pergerakan dari manusia (Peter Kropotkin).
2.       penghapusan eksploitasi dan penindasan manusia hanya bisa dilakukan lewat penghapusan dari kapitalisme yang rakus dan pemerintahan yang menindas (Errico Malatesta).
3.       kebebasan tanpa sosialisme adalah ketidakadilan, dan sosialisme tanpa kebebasan adalah perbudakan dan kebrutalan (Mikhail Bakunin).
4.       kami tidak perlu merangkul dan menggantungkan hidup kepada pengusaha kaya sebab ujungnya mereka untung dan kami buntung. Tanpa mereka, kami tetap bisa mengorganisasikan pertunjukan, acara, demonstrasi, mempublikasikan buku dan majalah, menerbitkan rekaman, mendistribusikan literatur dan semua produk kami, mengadakan boikot, dan berpartisipasi dalam aktivitas politik. Dan kami dapat melakukan semua itu dengan baik (O'Hara).
Menentang Tujuh Isme
Akibat logis sikap anarki di atas, maka ia menentang tujuh isme dan kondisi yang merecoki cita-citanya, sebagai berikut.
1.       melawan kapitalisme – biang diskriminasi ekonomis ialah selalu berujung pada privilese lapisan atas. Kaum anarkis, sebagai bagian sirkuit masyarakat lapisan bawah, yakin bisa melakukan banyak hal secara independen.
2.       melawan rasisme. Kaum anarkis menandaskan semua bangsa, ras, warna kulit, dan golongan adalah sederajat.
3.       melawan sexisme. Kaum anarkis menganggap semua jenis seks: wanita, pria, dan bahkah di luar dua jenis seks itu, memiliki hak yang sama atas apapun.
4.       melawan fasisme atau supranasionalis. Kaum anarkis beranggapan tak ada bangsa yang melebihi bangsa lain. Semua setaraf dalam perbedaannya.
5.       melawan xenophobia - ketakutan dan kebencian apriori pada hal baru atau asing. Kaum anarkis melawannya sebab xenophobia bisa berkembang jadi fasisme ialah anti terhadap dan menganggap buruk semua hal dari luar.
6.       melawan perusakan lingkungan, habitat dan segala bentuk perusakan dan atau tindakan kekerasan terhadap semua makhluk hidup. Maka kaum anarkis menentang segala bentuk percobaan dengan hewan. Itu berarti sewenang-wenang terhadap kehidupan. Padahal, kehidupan tak bisa diciptakan manusia, harus dihargai. Maka banyak kaum anarkis yang hidup vegetarian.
7.       melawan perang dan 1.001 sumber, alat dan perkakasnya, misalnya militerisme. Bagi kaum anarkis, segala bentuk kekerasan atau penghancuran kehidupan adalah nista. Perang adalah sesuatu hal yang sangat tidak berguna bagi dunia dan penghuninya. Maka segala sumbernya harus segera dihapuskan.
Beberapa penyebab munculnya anarkisme antara lain sebagai berikut :
1.    Faktor Internal
Salah satu faktor yang amat mempengaruhi peubahan karakter masyarakat yang cenderung anarkis yakni faktor dari dalam masyarakat itu sendiri. Adapun secara kultural, kita dapat mengkaji bahwa, anarkisme awalnya terbentuk dari sebuah gesekan antar suku, namun seiring dengan pola kultural yang berlaku di masyarakat papua tersebut, hal itu telah menjadi sebuah kebiasaan yang terus menerus dilakukan yang akhirnya menciptakan sebuah budaya baru.
2.    Faktor eksternal
Globalisiasi. Sebuah kata kunci untuk mengambarkan bagaimana sebenarnya pergerseran budaya menjadi faktor eksternal dari perilaku anarkis yang selama ini terjadi. Faktor internal telah menjadi fondasi dasar atas perilaku anarkis yang berkembang di masyarakat. Disamping itu, globalisasi telah menyusupkan sebuah virus negatif sebagai sisi lain dari kemajuan zaman yang ia gaungkan. Namun proses filterisasi atau pemaknaan yang salah atas budaya barat yang masuk ke budaya kita menyebabkan terjadinya akulturasi yang tidak sempurna, bahkan menjurus negatif.

ANARKISME AKIBAT LEMAHNYA PENEGAKAN HUKUM
1.      Butuh Ketegasan
Berbicara tentang hukum, tidak bisa dipisahkan dengan sanksi. Hukum tidak mungkin ditegakkan, tanpa sanksi yang tegas. Disinilah salah satu kelemahan mendasar dari negara. Pemerintah tidak tegas dalam menerapkan sanksi kepada para pelanggar hukum, para pembuat onar di masyarakat.
2.      Kurang Profesional
Tuntutan akan profesionalisme aparat hukum dalam menangani kasus, bukanlah isapan jempol. Bahkan, tuntutan adalah sebuah keharusan bagi seluruh institusi hukum.
3.      Belajar dari Negara Lain
Sebenarnya setiap negara memiliki benih-benih konflik, termasuk konflik agama. Meski konflik dinegara lain, tidak begitu menimbulkan efek yang besar bagi negaranya. Hal ini, tidak lepas dari kecakapan negara lain, dalam mengelola issu, dan meredam konflik tersebut.
CARA MENGATASI TINDAKAN ANARKIS :
Pembentukan detasemen yang khusus untuk menanggulangi aksi anarkis adalah terobosan baru untuk menangani aksi anarkis yang terjadi di beberapa daerah. Detasemen ini punya arti penting dalam penanganan aksi anarki yakini artinya intelejen deteksi dini, warning, respon, dan prediksi. Sehingga apabila tindakan anarki terjadi, ada satuan untuk menangani itu. Detasemen dilakukan dengan jumlah personel yang besar, sesuai dengan tugasnya, menghadapi massa yang besar. Anggota detasemen dapat dilengkapi dengan sepeda motor, sebab, kerusuhan yang bisa terjadi tak hanya di satu titik dan bergerak. Agar bisa  mobile sehingga cepat, bisa langsung ke lokasi-lokasi terjadi trouble tadi.
Pembentukan detasemen khusus ini sebagai pengejawantahan Prosedur Tetap Nomor 01/X/2010 tentang Penanggulangan Tindakan Anarki. Pembentukan detasemen anti anarkis ini tidak  dilatarbelakangi ketidakmampuan satuan-satuan Polri. Detasemen ini  dibentuk untuk meningkatkan pelayanan keamanan kepada masyarakat. Ini  dilihat dari tantangan tugas yang terus berkembang. Oleh sebab itu, perlu lebih dikhususkan lagi. Detasemen Anti Anarkis ini terdiri dari beberapa  unsur, di antaranya Brimob, Samapta, dan tim penembak sebagai tim  penindak untuk membantu tim Dalmas dalam menghadapi massa. Detasemen ini hanya akan menangani aksi anarkis,  bukan unjuk rasa biasa. Untuk mengatasi anarkisme ini juga dapat dilalui dengan cara memperkuat satuan Samapta serta memperkuat fungsi intelijen dan pembinaan massa. Intelijen masuk terlebih dahulu mendapatkan data-data kuat dan kemudian masuk pembinaan memberikan pendekatan secara edukatif pada masyarakat bagaimana penyelesaian masyarakatnya.
Selain pembentukan detasemen oleh pemerintah, dari masyarakat sendiri ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi anarkisme, diantaranya :
1.       Melakukan bimbingan konseling terhadap masyarakat yang mempunyai permasalahan-permasalahan, dalam hal ini bimbingan konseling ditekankan pada kalangan siswa dan mahasiswa, karena proses pembentukan karakter itu terjadi pada masa peralihan dari remaja menuju dewasa.
2.       Melakukan musyawarah dalam mengatasi masalah-masalah yang timbul di lapisan masyarakat.
3.       Memperbanyak sarana dan prasarana da mempermudah proses dalam menampung aspirasi masyarakat agar keinginan dan harapan masyarakat dapat terealisasikan.
4.       Meningkatkan rasa toleransi antar lapisan masyarakat agar tidak timbul kesenjangan.
5.       mengimplementasikan nilai-nilai dari pendidikan kewarganegaraan.

REFERENSI :




Tidak ada komentar:

Posting Komentar