Penyebab Perubahan Organisasi
Banyak faktor-faktor
mepengaruhi suatu organisasi yang mana sebagian besar faktor-faktor tersebut
berubah secara kontinyu. Faktor-faktor ini merupakan kekuatan-kekuatan yang
menimbulkan atau menyebabkan perubahan. Kekuatan-kekuatan ini dapat berasal
dari dalam (internal) maupuin dari luar (eksternal) organisasi.
Perubahan organisasi dapat
terjadi lebih-lebih jika organisasi hnya mempunyai sedikit kemampuan untuk
mengendalikan kekuatan-kekuatan pengaruh ekstenal maupun internal organissi.
Perubahan organisasi dapat terjadi karena adanya perubahan-perubahan dalam
berbagai variabel eksternal., seperti sistem politik, ekonomi, teknologi, pasar
dan nilai-nilai. Beberapa kekuatan ekternal penyebab perubahan dapat dijabarkan
sebagai berikut. Misalnya, kenaikan biaya dan kelangkaan sumberdya alam,
keamanan karyawan dan peraturan-peraturan anti polusi, boikot pelanggan,
tingkat pendidikan yang lebih tinggi di pasar tenaga kerja, tingkat bunga yang
tinggi. Faktor-faktor tersebutlah yang merubah kehidupan orang baik sebagai
karyawan maupun sebagai pelanggan. Berbagai kekuatan ekternal, dari kemajuan
teknologi sampai kegiatan persaingan dan perubahan pola kehidupan, dapat
menekan organisasi untuk mengubah tujuan, struktur dan metoda operasinya.
Tekanan untuk perubahan juga
dapat datang dari kekuatan-kekuatan perubah internal. Kekuatan-kekuatan ini
merupakan hasil dari faktor-faktor seperti tujuan, strategi, kebijaksanaan
manajerial dan teknologi baru, serta sikap dan perilaku karyawan. Penggunaan
peralatan otomatik seperti robot, perubahan layout produksi, perubahan praktek
dan kebijakan manajemen, adalah perubahan-perubahan karena faktor
kekuatan-kekuatan internal.
Kekuatan-kekuatan eksternal
dan internal penyebab perubahan sering saling berhubungan. Hubungan ini
terutama merupakan hasil perubahan-perubahan dalam nilai-nilai dan sikap-sikap
yang mempengaruhi orang dalam sistem. Orang-orang dengan berbagai sikap baru
memasuki organisasi dan menyebabkan perubahan dari dalam.
BERBAGAI PENDEKATAN PERUBAHAN
ORGANISASI.
Harold J. Leavitt
menyatakan bahwa organisasi dapat diubah melalui pengubahan struktur, teknologi
dan atau orang-orangnya.
1. Pendekatan struktur.
Pengubahan struktur organisasi menyangkut modifikasi dan pengaturan sistem internal, seperti acuan kerja, ukuran dan komposisi kelompok kerja, sistem komunikasi, hubungan-hubungan tanggung jawab atau wewenang. Pendekatan struktural dibagi menjadi tiga kelompok yang terdiri dari :
Pengubahan struktur organisasi menyangkut modifikasi dan pengaturan sistem internal, seperti acuan kerja, ukuran dan komposisi kelompok kerja, sistem komunikasi, hubungan-hubungan tanggung jawab atau wewenang. Pendekatan struktural dibagi menjadi tiga kelompok yang terdiri dari :
·
Melalui aplikasi prinsip-prinsip perancangan organisai klasik.
Pendekatan ini berusaha untuk memperbaiki penciptaan pembagian kerja yang tepat
dari tanggung jawab jabatan para anggota organisasi, pengubahan rentang
manajemen, deskripsi jabatan dan sebagainya.
·
Melalui desentralisasi. Hal ini didasarkan pada penciptaan
satuan-satuan organisasi yang lebih kecil dan dapat berdiri sendiri dan
memutuskan perhatian pada kegiatan yang berorientasi tinggi. Hasilnya perbaikan
prestasi kerja.
·
Melalui modifikasi aliran kerja dalam organisasi. Pendekatan ini
didasarkan pada pemikiran bahwa aliran kerja dan pengelompokan keahlian yang
tepat akan berakibat kenaikan produktifitas secara langsung dan cenderung
memperbaiki semangat dan kepuasan kerja.
2. Pendekatan
teknologi.
Untuk mremperbaiki prestasi F.W. Taylor dan pengikutnya mencoba menganalisa dan memperbaiki interaksi-interaksi pada karyawan dan mesin-mesin untuk meningkatkan efisiensi sehubungan dengan perubahan teknologi adakalanya perubahan yang dilakukan ternyata sering tidak cocok dengan struktur organisasi. Hal ini dapat menciptakan ketidak senangan dan pemutusan hubungan diantara para anggota organisasi akibanya terjadi penurunan produktifitas lebih banyak kecelakaan dan tingkat perputaran karyawan yang tinggi.
Penggabungan pendekatan struktural dan pendekatan teknologi (teknostruktural) bermaksud memperbaiki prestasi melalui perubahan berbagai aspek, baik struktur organisasi maupun teknologinya, contohnya pengenalan teknologi baru yang diikuti pengorganisasian kembali bagian-bagian menjadi lebih kecil.
Untuk mremperbaiki prestasi F.W. Taylor dan pengikutnya mencoba menganalisa dan memperbaiki interaksi-interaksi pada karyawan dan mesin-mesin untuk meningkatkan efisiensi sehubungan dengan perubahan teknologi adakalanya perubahan yang dilakukan ternyata sering tidak cocok dengan struktur organisasi. Hal ini dapat menciptakan ketidak senangan dan pemutusan hubungan diantara para anggota organisasi akibanya terjadi penurunan produktifitas lebih banyak kecelakaan dan tingkat perputaran karyawan yang tinggi.
Penggabungan pendekatan struktural dan pendekatan teknologi (teknostruktural) bermaksud memperbaiki prestasi melalui perubahan berbagai aspek, baik struktur organisasi maupun teknologinya, contohnya pengenalan teknologi baru yang diikuti pengorganisasian kembali bagian-bagian menjadi lebih kecil.
3. Pendekatan orang.
Pendekatan orang bermaksud untuk mengubah secara langsung perilaku karyawan melalui pemusatan pada keterampilan sikap, prsepsi dan pengharapan mereka, sehingga dapat melaksanakan tugas dengan efektif.
Pendekatan orang bermaksud untuk mengubah secara langsung perilaku karyawan melalui pemusatan pada keterampilan sikap, prsepsi dan pengharapan mereka, sehingga dapat melaksanakan tugas dengan efektif.
Konsep Pengembangan Organisasi
Berlainan dengan perubahan organisasi yang dirancang
untuk memecahkan masalah-masalah yang terpisah, tertentu, sementara dan jangka
pendek, pengembangan organisasi (Organizational Development / OD) dirancang
tidak untuk masalah-masalah terpisah atau sementara. Pendekatan ini berjangka
waktu lebih panjang, mencakup menggerakan keseluruhan organisasi ke tingkat
perbaikan prestasi dan kepuasan para anggota yang lebih tinggi. Walaupun DO
sering menyangkut perubahan teknologokal dan struktural, namun sasarannya
dipusatkan pada pengubahan orang serta sifat dan kualitas berbagai hubungan
pekerjaan mereka.
Pengembangan organisasi antara lain didefinisikan sebagai
suatu usaha jangka panjang untuk memperbaiki proses-proses pemecahan masalah
dan pembaharuan organisasi, terutama melalui manajemen budaya organisasi yang
lebih efektif dan kolaboratif – dengan tekanan khusus pada budaya tim-tim kerja
formal – dengan bantuan pengantar perubahan, katalisator, dan penggunaan teori
dan teknologi ilmiah keperilakuan terapan, mancakup riset kegiatan (French dan
Bell, 1987 dalam Handoko, 1991).
Dari definisi tersebut, ungkapan proses-proses
pemecahan masalah adalah berkenaan dengan metoda-metoda organisasi dalam
penanganan berbagai ancaman dan kesempatan dari lingkungannya. Proses
pembaharuan, berkenaan dengan manajer dalam menyesuaikan gaya dan tujuan
pemecahan masalah untuk memenuhi berbagai permintaan pengubahan lingkungan
organisasi. Manajemen kolaboratif, berarti manajemen melalui partisipsi
bawahan dan pembagian kekuasaan, bukan melalui pembebanan wewenang secara
hierarkis. Istilah budaya, berkenaan dengan pola-pola umum berbagai
kegiatan interaksi, norma, nilai, sikap, dan perasan. Budaya ini menyangkut
aspek-aspek informal kehidupan organisasi. Riset kegiatan merupakan cara
pengantar perubahan pengembangan organsasi menjalankan proses belajar
aspek-aspek organisasi apa yang perlu diperbaiki dan bagaimana organisasi dapat
dibantu untuk membuat perbaikan-perbaikan tersebut. Riset kegiatan ini
meliputi: (1) suatu diagnosa pendahuluan terhadap masalah oleh pengantar
perubahan OD; (2) pengumpulan data untuk mendukung diagnosa; (3) umpan balik
data kepada para anggota organisasi; (4) eksplorasi data oleh anggota
organisasi; (5) perencanaan kegiatan yang tepat; dan (6) pengambilan kegiatan
yang tepat.
Berdasarkan kelompok sasarannya, teknik-teknik
pengembangan organisasi dapat diringkas sebagai berikut:
1. Pengembangan organisasi (PO) untuk
perseorangan. Dengan teknik latihan sensitifitas. Meningkatkan sensitifitas dan
ketrampilan penanganan hubungan-hubungan antar pribadi.
2. PO untuk dua atau tiga orang. Teknik
Analisis Transaksional, mengajarkan orang-orang untuk mengirim berita yang
jelas dan bertanggung jawab serta memberikan tanggapan yang wajar dan
beralasan.
3. PO untuk tim atau kelompok.
Konsultasi proses, konsultan membantu anggota kelompok merubah cara-cara mereka
bekerja bersamadan mengembangkan berbagai ketrampilan diagnostuk dan pemecahan
masalah yang dibutuhkan untuk pemecahan yang lebih efektif.
4. PO untuk hubungan-hubungan antar
kelompok. Pertemjan (rapat) konfrontasi, untuk memungkinkan organisasi menilai
kesehatannya sendiri dan untuk menetapkan rencana-rencana kegiatan perbaikan.
5. PO untuk organisasi keselutuhan. Teknik
survei umpan balik, diguinakan untuk memperbaiki operasi-operasi organisasi
secara keseluruhan. Hasil survei (umpan balik) digunakan untuk memecahkan
masalah dan memanfaatkan kesempatan yang ada.
Teknik PO lainnya yang telah dikenal adalah “Grid OD”,
didasarkan atas kisi-kisi manajerial dari Blake dan Mouton. Kisi-kisi ini
mengidentifikasikan orientasi - perhatian manajemen terhap pekerjaan (produksi)
atau terhadap orang (karyawan). Dengan grid OD ini gaya atau orientasi manajer
dapat diketahui, sampai berapa jauh posisinya dari gaya atau orientasi yang
paling efektif. Dengan demikian gaya-gaya manajerial yang sekarang dapat
diarahkan kepada yang paling diharapkan (grid 9,9) melaui: (1) tahap latihan,
(2) tahap pengembangan tim, (3) tahap pengembangan antar kelompok, (4) tahap
penetapan tujuan organisasi, (5) tahap pencapaian tujuan, dan (6) tahap
stabilisasi.
KONSEP PENGEMBANGAN ORGANISASI
Definisi yang
dikemukakan oleh Wendel Fench dan Cecil Bell tentang pengembangan organisasi
adalah suatu usaha jangka panjang untuk memperbaiki proses-proses pemecahan
masalah dan perubahan organisasi, terutama melalui manajemen budaya organisasi
yang lebih efektif dan kolaborasi dengan tekanan khusus pada budaya tim-tim
kerja formal, dengan bantuan pengantar perubahan, katalisator dan penggunaan
teori dan teknologi ilmiah keperlilakuan terapan, mencakup riset kegiatan.
Melalui proses
pembaharuan, manajer dapat menyesuaikan gaya dan tujuan pemecahan masalah untuk
memenuhi berbagai permintaan pengubahan lingkungan organisasi. Salah satu
tujuan pengembangan organisasi adalah untuk memperbaiki proses pembaharuan
organisasi itu sendiri.
Manajemen kolaburatif
artinya menajemen melalui partisipasi bawahan dan pembagian kekuasaan, dan
bukan melalui perubahan wewenang secara hirarkis.
v GRID OD
Salah satu teknik pengembangan organisasi adalah Grid OD yang didasarkan atas kisi-kisi manajerial. R. Blake dan J. Mouton mengidentifikasikan berbagai kombinasi perhatian terhadap produk dan orang. Enam tahap yang perlu diperhatikan dari program Grid OD, yaitu :
v GRID OD
Salah satu teknik pengembangan organisasi adalah Grid OD yang didasarkan atas kisi-kisi manajerial. R. Blake dan J. Mouton mengidentifikasikan berbagai kombinasi perhatian terhadap produk dan orang. Enam tahap yang perlu diperhatikan dari program Grid OD, yaitu :
1. Latihan.
Para manajer kunci mempelajari konsep-konsep grid dan menerapkan dalam seminar panjang. Mereka menilai gaya manajerial mereka sendiri dan bekerja pada perbaikan keterampilan seperti pengembangan tim, pemecahan masalah kelompok dan komunikasi. Setelah instruksi cocok maka mengimplementasikan program grid diseluruh organisasi.
Para manajer kunci mempelajari konsep-konsep grid dan menerapkan dalam seminar panjang. Mereka menilai gaya manajerial mereka sendiri dan bekerja pada perbaikan keterampilan seperti pengembangan tim, pemecahan masalah kelompok dan komunikasi. Setelah instruksi cocok maka mengimplementasikan program grid diseluruh organisasi.
2. Pengembangan tim.
Pusat perhatiannya pada perbaikan hubungan baik manajer dengan bawahan maupun efektivitas tim.
Pusat perhatiannya pada perbaikan hubungan baik manajer dengan bawahan maupun efektivitas tim.
3. Pengembangan antar kelompok.
Memusatkan pada hubungan antara kelompok-kelompok kerja organisasi untuk memperbaiki koordinasi dan kerjasama.
Memusatkan pada hubungan antara kelompok-kelompok kerja organisasi untuk memperbaiki koordinasi dan kerjasama.
4. Penetapan tujuan organisasi.
Manajer puncak menciptakan model organisasi yang ideal dengan menetapkan tujuan-tujuan yang telah diuji, dan dirumuskan bersama-sama dengan para manajer dan bawahan di seluruh organisasi.
Manajer puncak menciptakan model organisasi yang ideal dengan menetapkan tujuan-tujuan yang telah diuji, dan dirumuskan bersama-sama dengan para manajer dan bawahan di seluruh organisasi.
5. Pencapaian tujuan.
Para anggota organisasi berusaha membuat model realitas yang ideal. Setiap satuan organisasi dan memeriksa tentang bagaimana kegiatan-kegiatan yang seharusnya dijalankan agar hasilnya lebih baik dan bila perlu mengoreksi kegiatan.
Para anggota organisasi berusaha membuat model realitas yang ideal. Setiap satuan organisasi dan memeriksa tentang bagaimana kegiatan-kegiatan yang seharusnya dijalankan agar hasilnya lebih baik dan bila perlu mengoreksi kegiatan.
6. Stabilitas.
Dari semua tahap hasil-hasilnya dievaluasi untuk menemukan bidang-bidang organisasi mana yang masih membutuhkan perbaikan atau perubahan. Stabilitas harus tetap dilakukan terhadap perubahan-perubahan yang positif dan mengidentifikasikan bidang-bidang kesempatan baru bagi organisasi.
Dari semua tahap hasil-hasilnya dievaluasi untuk menemukan bidang-bidang organisasi mana yang masih membutuhkan perbaikan atau perubahan. Stabilitas harus tetap dilakukan terhadap perubahan-perubahan yang positif dan mengidentifikasikan bidang-bidang kesempatan baru bagi organisasi.
Sumber :
http://masimamgun.blogspot.com/2009/07/perubahan-dan-pengembangan-organisasi.html
http://rnurinaramadhani.blogspot.com/2011/01/perubahan-dan-pengembangan-organisasi_09.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar