A. PENGERTIAN.
Kalimat yaitu rangkaian kata yang dapat mengungkapkan gagasan,
pikiran, atau perasaan. Kalimat merupakan satuan bahasa terkecil yang
mengungkapkan pikiran yang utuh, baik dengan cara lisan maupun tulisan. Pada
kalimat sekurang kurangnya harus memiliki subjek (S) dan predikat (P). Bila
tidak memiliki subjek dan predikat maka bukan disebut kalimat tetapi disebut
frasa. Dalam wujud lisan kalimat diucapkan dengan suara naik turun, dan keras
lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir. Dalam wujud tulisan
berhuruf latin kalimat dimulaidengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda
titik (.), tanda tanya (?) dan tanda seru (!).
B. Unsur dan Pola
Kalimat Dasar Bahasa Indonesia.
Dalam menuliskan
kalimat dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar maka kita harus ketahui
unsur-unsur yang biasanya dipakai dalam sebuah kalimat. Dalam bahasa Indonesia
digunakan aturan SPO atau SPOK (Subjek, Predikat, Objek atau Subjek, Predikat,
Objek, Keterangan).
Berikut beberapa
unsur kalimat.
1)
Subyek (S)
·
Disebut juga pokok kalimat, karena merupakan unsur
inti suatu kalimat.
·
Umumnya berupa kata benda (KB) atau kata lain yang
dibendakan.
·
Merupakan jawaban dari pertanyaan “Siapa” atau “Apa”.
Contoh :
JONO adalah seorang pelajar di SMA Jakarta.
AKB48 adalah
salah satu band besar di Indonesia.
2)
Predikat (P)
·
Unsur inti pada kalimat yang berfungsi menjelaskan
subyek.
·
Biasanya berupa kata kerja (KK) atau kata sifat (KS).
·
Merupakan jawaban dari pertanyaan “Mengapa” dan “Bagaimana”.
Contoh :
Van Persie bermain dengan
baik.
Usain Bolt pelari tercepat di dunia.
3)
Objek (O)
·
Keterangan predikat yang memiliki hubungan erat dengan
predikat.
·
Biasanya terletak di belakang predikat.
·
Dalam kalimat pasif, objek akan menempati posisi subyek.
Ada dua macam objek, yaitu :
·
Objek Penderita : kata benda atau yang dibendakan
baik berupa kata atau kelompok kata yang merupakan sasaran langsung dari
perbuatan atau tindakan yang dinyatakan oleh subyek. Makna objek penderita :
a)
Penderita
Contoh
: Dia memukul-mukul tembok.
b)
Penerima
Contoh
: Sabar memakai celana
saya.
c)
Tempat
Contoh
: Chealsea akan datang
ke Indonesia.
d)
Alat
Contoh : Pak Guru melempar kapur ke arah dia.
e)
Hasil
Contoh
: Dia membuat patung gajah.
·
Objek Penyerta : objek yang menyertai subjek dalam
melakukan atau mengalamisesuatu. Makna
objek penyerta :
a)
Penderita.
Contoh
: Andi memberikan Nela bunga mawar.
b)
Hasil.
Contoh
: Dia membelikan orangtuanya rumah.
4)
Keterangan (K)
·
Hubungannya dengan predikat renggang.
·
Posisinya dapat di awal, tengah, ataupun akhir kalimat.
·
Terdiri dari beberapa jenis :
o Keterangan Tempat
Contoh:
NOAH akan mengadakan konser di Semarang.
o Keterangan Alat
Contoh:
Paman memetik buah menggunakan tongkatnya.
o Keterangan Waktu
Contoh: Sinta akan tiba di Bandung pukul
17.00 WIB.
o eterangan Tujuan
Contoh:
Kita harus rajin berolahraga agar sehat.
o Keterangan Cara
Contoh:
Mereka memperhatikan koreo dengan seksama.
o Keterangan Penyerta
Contoh:
Faisal pergi bersama Rony.
o Keterangan Similatif
Contoh:
Budi memberikan arahan kepada pemain sebagai pelatih.
o Keterangan Sebab
Contoh:
Dia sangat sukses sekarang karena giat bekerja.
5)
Pelengkap (Pel.)
·
Terletak di belakang predikat.
·
Perbedaannya terletak pada kalimat pasif. Pelengkap tidak
menjadi subyek dalam kalimat pasif. Jika terdapat objek dan pelengkap dalam
kalimat aktif, objeklah yang menjadi subjek kalimat pasif, bukan pelengkap.
Contoh
:
o Ribum memberikanku novel bagus.
o Hannar menghadiahkan orangtuanya restoran baru.
o Mahkota itu bertahtakan mutiara.
C.
JENIS
KALIMAT MENURUT BENTUK GAYANYA (RETORIKANYA)
Tulisan akan lebih efektif jika di samping
kalimat-kalimat yang disusunnya benar, juga gaya penyajiannya (retorikanya)
menarik perhatian pembacanya. Walaupun kalimat-kalimat yang disusunnya sudah
gramatikal, sesuai dengan kaidah, belum tentu tulisan itu memuaskan pembacanya
jika segi retorikanya tidak memikat. Kalimat akan membosankan pembacanya jika
selalu disusun dengan konstruksi yang monoton atau tidak bervariasi. Misalnya,
konstruksi kalimat itu selalu subjek-predikat-objek-ketengan, atau selalu
konstruksi induk kalimat-anak kalimat. Menurut gaya penyampaian atau retorikanya,
kalimat majemuk dapat digolongkan menjadi tiga macam, yaitu (1) kalimat yang
melepas (induk-anak), (2) kalimat yang klimaks (anak-induk), dan (3) kalimat
yang berimbang (setara atau campuran).
a)
Kalimat
yang Melepas
Jika kalimat itu disusun dengan diawali unsur
utama, yaitu induk kalimat dan diikuti oleh unsur tembahan, yaitu anak kalimat,
gaya penyajian kalimat itu disebut melepas. Unsur anak kalimat ini
seakan-akan dilepaskan saja oleh penulisnya dan kalaupun unsur ini tidak
diucapkan, kalimat itu sudah bermakna lengkap.
Misalnya:
·
Saya akan dibelikan vespa
oleh Ayah jika saya lulus ujian sarjana.
·
Semua warga negara harus
menaati segala perundang-undangan yang berlaku agar kehidupan di negeri ini
berjalan dengan tertib dan aman.
b) Kalimat yang Klimaks
Jika kalimat itu disusun dengan diawali
oleh anak kalimat dan diikuti oleh induk kalimat, gaya penyajian kalimat itu
disebut berklimaks. Pembaca belum dapat memahami kalimat tersebut jika
baru membaca anak kalimatnya. Pembaca akan memahami makna kalimat itu setelah
membaca induk kalimatnya. Sebelum kalimat itu selesai, terasa bahwa ada sesuatu
yang masih ditunggu, yaitu induk kalimat. Oleh karena itu, penyajian kalimat
yang konstruksinya anak-induk terasa berklimaks dan terasa membentuk
ketegangan.
Misalnya:
·
Karena sulit kendaraan, ia
datang terlambat ke kantornya.
·
Setelah 1.138 hari disekap
dalam sebuah ruangan akhirnya tiga sandera warga negara Prancis itu dibebaskan
juga.
c) Kalimat yang Berimbang
Jika kalimat itu disusun dalam bentuk
majemuk setara atau majemuk campuran, gaya penyajian kalimat itu disebut berimbang
karena strukturnya memperlihatkan kesejajaran yang sejalan dan dituangkan
ke dalam bangun kalimat yang bersimetri.
Misalnya :
·
Bursa saham tampaknya
semakin bergairah, investor asing dan domestik berlomba melakukan transaksi,
dan IHSG naik tajam.
·
Jika stabilitas nasional
mantap, masyarakat dapat bekerja dengan tenang dan dapat beribadat dengan
leluasa.
Ketiga gaya penyampaian tadi terdapat pada
kalimat majemuk. Adapun kalimat pada umumnya dapat divariasikan menjadi kalimat
yang panjang-pendek, aktif-pasif, inversi, dan pengedepanan keterangan.
D.
Pola Dasar Kalimat
Bahasa Indonesia
Kalimat yang kita gunakan sesungguhnya dapat dikembalikan ke dalam sejumlah
kalimat dasar yang sangat terbatas. Dengan perkataan lain, semua kalimat yang
kita gunakan berasal dari beberapa pola kalimat dasar saja. Sesuai dengan
kebutuhan kita masing-masing, kalimat dasar tersebut kita kembangkan, yang
pengembangannya itu tentu saja harus didasarkan pada kaidah yang berlaku.
Berdasarkan keterangan sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan bahwa kalimat
dasar ialah kalimat yang berisi informasi pokok dalam struktrur inti, belum
mengalami perubahan. Perubahan itu dapat berupa penambahan unsur seperti
penambahan keterangan kalimat ataupun keterangan subjek, predikat, objek,
ataupun pelengkap. Kalimat dasar dapat dibedakan ke dalam delapan tipe sebagai
berikut.
a)
Kalimat Dasar Berpola S
P
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek dan predikat. Predikat kalimat
untuk tipe ini dapat berupa kata kerja, kata benda, kata sifat, atau kata
bilangan. Misalnya:
·
Mereka / sedang bekerja.
S
P
(kata kerja)
·
pamannya / pemain bola.
S P
(kata benda)
·
Gambar itu / bagus.
S
P
(kata sifat)
·
Peserta penataran ini / empat puluh orang.
S
P (kata
bilangan)
b) Kalimat Dasar Berpola S P O
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat,
dan objek. subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba
transitif, dan objek berupa nomina atau frasa nominal. Misalnya:
Mereka / sedang menyusun / setrategi penyerangan.
S
P
O
c) Kalimat Dasar Berpola S P Pel.
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat,
dan pelengkap. Subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba
intransitif atau kata sifat, dan pelengkap berupa nomina atau adjektiva.
Misalnya:
Budi / beternak / ayam.
S
P
Pel.
d) Kalimat Dasar Berpola S P O Pel.
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat,
objek, dan pelengkap. subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa
verba intransitif, objek berupa nomina atau frasa nominal, dan pelengkap berupa
nomina atau frasa nominal. Misalnya:
Dia / mengirimi / saya / surat.
S
P
O
Pel.
e) Kalimat Dasar Berpola S P K
Kalimat dasar tipe
ini memiliki unsur subjek, predikat, dan harus memiliki unsur keterangan karena
diperlukan oleh predikat. Subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat
berupa verba intransitif, dan keterangan berupa frasa berpreposisi. Misalnya:
Mereka / berasal / dari Surabaya.
S
P
K
f) Kalimat Dasar Berpola S P O K
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat,
objek, dan keterangan. subjek berupa nomina atau frasa nomina, predikat berupa
verba intransitif, objek berupa nomina atau frasa nominal, dan keterangan
berupa frasa berpreposisi. Misalnya:
Kami / memasukkan / pakaian / ke dalam lemari.
S
P
O
K
g) Kalimat Dasar Berpola S P Pel. K
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat,
pelengkap, dan keterangan. Subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat
berupa verba intransitif atau kata sifat, pelengkap berupa nomina atau
adjektiva, dan keterangan berupa frasa berpreposisi. Misalnya :
Ungu / bermain / musik / di atas panggung.
S
P
Pel.
K
h) Kalimat Dasar Berpola S P O Pel. K
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat,
objek, pelengkap, dan keterangan. subjek berupa nomina atau frasa nominal,
predikat berupa verba intransitif, objek berupa nomina atau frasa nominal,
pelengkap berupa nomina atau frasa nominal, dan keterangan berupa frasa
berpreposisi. Misalnya:
Dia / mengirimi / ibunya / uang / setiap bulan.
S
P
O
Pel. K
SUMBER :
http://sukmarahayu.blogspot.com/2012/12/pola-dasar-kalimat.html
https://docs.google.com/document/d/18Lv5yg0BsjiPL_XGVrOHEs-QN_UZwNnYTKA79SrXhI0/edit?pli=1